Perhimpunan Bangsa- Bangsa di Asia Tenggara( ASEAN) serta Cina menguatkan kerja sama paham darurat bencana dengan menggelar simposium yang memperkenalkan para ahli dari bermacam negeri, tercantum Indonesia.
Simposium bertemakan” Bersama buat Ketahanan Warga” di Beijing pada Jumat( 12/ 8) yang diselenggarakan oleh ASEAN- China Center( ACC) itu dihadiri para duta besar serta diplomat negeri anggota ASEAN di Beijing, pejabat pemerintahan Cina, ahli, serta awak media.
” Aku percaya lewat simposium ini, kami dapat mengumpulkan banyak gagasan serta anjuran buat menunjang kenaikan kerja sama penangkalan serta mitigasi bencana di ASEAN serta Cina,” kata Sekretaris Jenderal ACC Chen Dehai.
Dia menyangka Asia ialah kawasan sangat rentan hadapi bencana alam.
Cina sudah menunjang implementasi Konvensi ASEAN buat Program Kerja Penindakan serta Paham Darurat Bencana 2021- 2025.
Cina pula sudah menunjang Komite ASEAN buat Penindakan Bencana serta Pusat Koordinasi ASEAN buat Dorongan Kemanusiaan.
Sedangkan dalam Program 5 Tahunan Cina Periode ke- 14 buat Penanggulangan serta Mitigasi Bencana sampai 2035, pemerintah setempat sudah menetapkan modernisasi sistem pengendalian serta penanggulangan bencana alam supaya dapat membagikan khasiat untuk warga di kawasan.
” Jadi, kala bencana tiba, ketangguhan warga dengan kilat sanggup memulihkan guna sosial, infrastruktur, serta ekonomi,” kata Chen.
Oleh karena itu, bagi ia, penguatan kerja sama dalam memantau resiko bencana, peringatan dini, kesiapsiagaan mengalami bencana, paham darurat, serta pemulihan pascabencana sangat dibutuhkan.
Dalam simposium tersebut, Tunggul Wicaksono, periset dari Pusat Riset ASEAN pada Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengantarkan presentasi secara daring bertajuk” Sekilas tentang Manajemen Resiko Bencana”.
Ia menguraikan tentang manajemen penindakan bencana di sebagian negeri ASEAN, semacam tsunami di Aceh pada 2004, banjir di Thailand( 2011), serta topan Haiyan di Filipina( 2013).
Para pembicara setuju kalau kerja sama penindakan bencana wajib ditingkatkan, mengingat Cina serta negara- negara ASEAN terletak di dalam peta rawan bencana, paling utama gempa bumi.